Profil Desa Tumiyang

Ketahui informasi secara rinci Desa Tumiyang mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Tumiyang

Tentang Kami

Desa Tumiyang, Kebasen, Banyumas, merupakan lokasi strategis Bendung Gerak Serayu. Ekonominya ditopang pertanian, perikanan, dan kuliner khas growol. Desa ini memiliki potensi besar sebagai destinasi agrowisata dan wisata air di Banyumas.

  • Lokasi Strategis Bendung Gerak Serayu

    Desa ini menjadi "halaman depan" dari Bendung Gerak Serayu, sebuah infrastruktur vital yang menjadi pusat ekosistem perairan, irigasi, dan potensi wisata air utama.

  • Pilar Ekonomi Agraris dan Perikanan

    Perekonomian desa ditopang kuat oleh sektor pertanian padi yang sangat produktif berkat irigasi teknis dan sektor perikanan air tawar yang berkembang pesat di area bendungan.

  • Sentra Kuliner Khas Growol

    Tumiyang dikenal luas sebagai salah satu pusat produksi Growol, makanan tradisional Banyumas dari singkong, yang menjadi ikon budaya sekaligus motor penggerak ekonomi kerakyatan.

Pasang Disini

Desa Tumiyang, sebuah wilayah subur yang berlokasi di Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, adalah sebuah desa yang kehidupannya menyatu dengan irama Sungai Serayu. Dikenal luas sebagai lokasi berdirinya Bendung Gerak Serayu yang monumental, Tumiyang telah bertransformasi menjadi pusat aktivitas perairan, lumbung pangan, sekaligus penjaga tradisi kuliner khas Banyumasan. Dengan panorama bendungan yang megah dan kekayaan sumber daya alamnya, desa ini secara konsisten meneguhkan identitasnya sebagai etalase pembangunan infrastruktur pengairan dan desa agraris yang inovatif.

Sejarah dan Peran Sentral Bendung Gerak Serayu

Sejarah modern Desa Tumiyang tidak dapat dipisahkan dari salah satu proyek infrastruktur pengairan terbesar di Jawa Tengah, yaitu Bendung Gerak Serayu. Dibangun dan diresmikan pada pertengahan tahun 1990-an, bendungan ini secara fundamental mengubah lanskap, ekosistem dan arah pembangunan Desa Tumiyang. Sebelum adanya bendungan, Tumiyang adalah desa agraris di tepi sungai, dengan kehidupan yang sangat bergantung pada ritme alamiah Sungai Serayu.

Pembangunan bendungan ini, yang bertujuan utama untuk irigasi ribuan hektare sawah di wilayah Banyumas, Cilacap, dan Kebumen, serta sebagai penyedia air baku untuk industri, menempatkan Desa Tumiyang pada posisi yang sangat strategis. Desa ini menjadi "halaman depan" dari sebuah infrastruktur vital. Proses pembangunannya membawa perubahan sosial dan ekonomi yang signifikan, membuka lapangan kerja dan memicu perkembangan di berbagai sektor.

Nama "Tumiyang" sendiri, menurut beberapa cerita tutur, memiliki makna historis yang berkaitan dengan perjalanan atau persinggahan. Namun kini nama tersebut lebih identik dengan bendungan megah yang melintang di atas Sungai Serayu. Keberadaan Bendung Gerak Serayu menjadi penanda geografis utama dan sumber kebanggaan bagi masyarakat. Di dekatnya, berdiri pula Jembatan Merah, sebuah jembatan gantung yang menjadi akses vital bagi warga dan menambah ikonografi unik bagi desa ini.

Geografi dan Kekayaan Sumber Daya Air

Secara geografis, Desa Tumiyang memiliki keunggulan komparatif yang luar biasa berkat sumber daya airnya. Terletak di dataran rendah di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu, desa ini dianugerahi tanah aluvial yang sangat subur. Kehadiran Bendung Gerak Serayu menjamin ketersediaan air sepanjang tahun, baik untuk kebutuhan pertanian maupun perikanan.

Genangan air di area hulu bendungan menciptakan sebuah ekosistem baru yang menyerupai danau atau waduk, yang kemudian dimanfaatkan secara produktif oleh masyarakat. Tata ruang desa didominasi oleh hamparan sawah irigasi teknis yang hijau dan petak-petak kolam ikan air tawar.

Wilayah desa ini juga mencakup area perbukitan, salah satunya yang dikenal warga sekitar sebagai Gunung Tugel. Keberadaan area perbukitan ini menambah keragaman lanskap dan menjadi lahan untuk tanaman perkebunan seperti singkong, yang menjadi bahan baku utama bagi salah satu produk ekonomi andalan desa. Secara administratif, Pemerintah Desa Tumiyang membawahi 3 Dusun, 6 Rukun Warga (RW), dan 36 Rukun Tetangga (RT), menunjukkan kepadatan dan dinamika populasi yang cukup tinggi.

Pilar Ekonomi: Pertanian, Perikanan, dan Industri Growol

Perekonomian Desa Tumiyang berdiri kokoh di atas tiga pilar utama yang saling terkait, yang semuanya berbasis pada pemanfaatan sumber daya alam lokal.

Sektor Pertanian: Sebagai desa yang dialiri jaringan irigasi primer dari Bendung Gerak Serayu, Tumiyang adalah lumbung padi yang sangat produktif. Para petani dapat menerapkan pola tanam padi hingga tiga kali setahun dengan hasil panen yang melimpah. Sektor ini menjadi penyedia lapangan kerja utama dan fondasi ketahanan pangan desa.

Sektor Perikanan: Ini adalah pilar ekonomi kedua yang berkembang pesat setelah pembangunan bendungan. Warga memanfaatkan genangan air untuk budidaya ikan air tawar, terutama di keramba jaring apung (KJA) dan kolam-kolam intensif. Ikan nila, mas, dan gurami menjadi komoditas andalan. Hasil perikanan tidak hanya memasok pasar lokal, tetapi juga menjadi daya tarik bagi warung-warung makan di sekitar area wisata bendungan.

Industri Kuliner Khas Growol: Desa Tumiyang adalah salah satu sentra utama pembuatan Growol di Kabupaten Banyumas. Growol adalah makanan tradisional yang terbuat dari singkong, memiliki cita rasa yang khas dan menjadi bagian penting dari budaya kuliner Banyumasan. Proses pembuatannya yang masih tradisional dan padat karya menyerap banyak tenaga kerja, terutama kaum ibu. Industri rumahan ini menjadi simbol kearifan lokal dalam mengolah hasil bumi menjadi produk bernilai ekonomi dan budaya tinggi. Growol dari Tumiyang menjadi oleh-oleh khas yang dicari oleh para pengunjung.

Pemerintahan Desa dan Visi Pengembangan Agrowisata

Pemerintahan Desa Tumiyang, di bawah kepemimpinan aparat desanya, menunjukkan visi yang kuat untuk mengembangkan potensi desa menjadi destinasi agrowisata terpadu. Menyadari keunggulan yang dimiliki, pemerintah desa secara aktif mendorong inisiatif yang memadukan keindahan alam, aktivitas ekonomi, dan keunikan budaya.

Beberapa langkah strategis dalam visi pengembangan ini antara lain:

  • Penataan Kawasan Wisata Bendungan
    Bekerja sama dengan pengelola bendungan (Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak), pemerintah desa turut menata kawasan sekitar bendungan agar lebih menarik dan nyaman bagi wisatawan. Pembangunan taman, area bermain, dan spot memancing menjadi fokus utama.
  • Pengembangan Wisata Kuliner
    Mempromosikan Growol sebagai ikon kuliner desa. Rencana untuk membangun sentra oleh-oleh atau "Kampung Growol" menjadi salah satu agenda untuk meningkatkan nilai jual dan pengalaman wisatawan.
  • Mendukung Wisata Perairan
    Mendorong usaha penyewaan perahu bagi wisatawan yang ingin menyusuri area genangan bendungan, serta memfasilitasi event-event lomba memancing yang secara rutin menarik banyak peserta.
  • Pemberdayaan Kelompok Masyarakat
    Menguatkan peran Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan kelompok perikanan untuk menjadi motor penggerak utama dalam pengelolaan dan promosi wisata desa.

Kehidupan Sosial dan Budaya

Masyarakat Desa Tumiyang hidup dalam suasana komunal yang erat, dengan semangat gotong royong yang masih terjaga. Aktivitas bersama, seperti membersihkan saluran irigasi atau mempersiapkan acara desa, menjadi perekat sosial yang kuat. Kehidupan keagamaan, yang mayoritas dianut adalah Islam, berjalan dengan semarak dan menjadi pusat kegiatan masyarakat di luar aktivitas ekonomi.

Dinamika sosial di sekitar area bendungan juga menunjukkan perkembangan yang menarik. Setiap akhir pekan atau hari libur, kawasan ini berubah menjadi ruang publik yang ramai, tempat berinteraksi bagi warga lokal maupun pengunjung dari luar. Hal ini menciptakan perputaran ekonomi dan pertukaran informasi yang positif bagi warga. Tradisi budaya seperti Ebeg atau kesenian Banyumasan lainnya juga sesekali ditampilkan dalam acara-acara khusus, menambah kekayaan atraksi desa.

Tumiyang, Etalase Harmoni Air dan Kehidupan

Desa Tumiyang adalah sebuah contoh sukses bagaimana sebuah proyek infrastruktur besar dapat menjadi katalisator bagi kemajuan sebuah desa, jika diimbangi dengan kreativitas dan keuletan warganya. Bendung Gerak Serayu tidak hanya menjadi bendungan air, tetapi juga bendungan harapan dan peluang ekonomi. Perpaduan antara produktivitas pertanian, geliat perikanan, dan keunikan industri kuliner Growol menjadikan Tumiyang desa yang berdaya dan memiliki karakter yang kuat.

Dengan visi pengembangan agrowisata yang jelas dan terarah, Desa Tumiyang berada di jalur yang tepat untuk menjadi salah satu destinasi andalan di Kabupaten Banyumas. Ia menawarkan sebuah paket lengkap: keindahan rekayasa teknik, pesona alam perairan, kelezatan kuliner tradisional, dan keramahan masyarakatnya. Tumiyang adalah bukti nyata dari harmoni antara air, tanah, dan manusia yang berujung pada kesejahteraan.